Sabtu, 27 Maret 2010

FKM Kanira Tawarkan TIGA RESEP EKONOMI PACU DAN PICU PEMBANGUNAN NIAS UTARA….

FKM Kanira Tawarkan
TIGA RESEP EKONOMI PACU DAN PICU PEMBANGUNAN NIAS UTARA….
*Problem Selama Ini: SD Hanya dengan 2 Guru, Irigasi Fiktif, Jalan Melintas 2 Kabupaten*

Medan (SIB)
Kalangan pemerhati pembangunan dan potensi daerah Nias di Medan, khususnya para putra-putri asal Nias Utara yang tergabung dalam komunitas Forum Komunikasi Masyarakat Kabupaten Nias Utara (FKM Kanira Indonesia) di Medan, menilai daerah yang baru mekar itu saat ini membutuhkan sedikitnya tiga resep ekonomi untuk memacu dan memicu pembangunan daerah agar dapat setara dengan daerah sekelasnya dalam waktu yang relatif singkat.
Ketua Umum FKM Kanira Indonesia di Medan Yos Lase SH, bersama Ketua I F. Zega SH & Sekum Drs Temazaro Zega, menyebutkan ketiga resep itu meliputi (1). upaya atau konsep penjajakan investasi jangka pendek dan menengah untuk sektor pembangunan maritim, (2) pemberdayaan potensi daerah dari setiap kecamatan pasca pemekaran melalui sistem jaringan pasar lokal, dan (3) penggalangan prioritas pembangunan dan produk unggulan berdasarkan alokasi dana di pos Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah (APBD).
“Nias Utara sebagai daerah kabupaten sendiri yang baru setelah mekar dari Kabupaten Nias, saat ini memerlukan resep khusus di bidang sosial ekonomi sebagai pemacu dan pemicu pembangunan agar relatif cepat sejajar dengan daerah sekitarnya. Paling tidak, daerah ini akan tampil seimbang antara potensi dan kondisinya. Profil daerah ini, walaupun kecil dan baru, tapi bisa akan mapan karena didukung potensi ekonomi yang majemuk mulai dari potensi maritim (kelautan), pariwisata, perkebunan, industri kecil, dsb, diluar potensi dasar bidang pertanian dan hortikultura selama ini,” uzar Yos Lase & Temazaro Zega kepada pers di Medan, Senin (22/3) kemarin.
Mereka mengutarakan hal itu menanggapi perkembangan rencana pembangunan lanjut daerah Nias Utara pasca pemekaran, khususnya berkaitan ekspos program kerja jangka pendek yang telah dicanangkan Pjs Bupati Nias Utara Toloaro Hulu baru-baru ini. Temazaro sebagai salah satu putra asli Nias Utara dari desa Hilinduria Kec. Lotu itu memaparkan seluk beluk potensi daerah setempat yang dinilai layak dijadikan sebagai bagian rencana inventarisasi, baik sebagai potensi sosial dan ekonomi daerah Nias Utara, untuk kemudian akan diajukan kepada pihak pemerintah kabupaten Nias Utara, sebagai masukan masyarakat (community input) dalam penentuan kebijakan prioritas pembangunan di daerah tersebut.
Secara khusus, Yos Lase mengungkapkan empat hal yang menjadi problem kronis dan butuh perubahan cepat di Nias Utara, yaitu:
(1). Tingkatkan kesejahteraan masyarakat yang masih jauh di bawah angka kemiskinan sehingga realisasi pemekaran diharapkan menjadi momen perwujudan perubahan atas rentang kendali pemerintahan dan hubungan ke masyarakat yang kian dekat. (2). Sektor mata pencaharian rakyat yang terkesan monoton selama ini, baik di bidang pertanian, prikanan, perkebunan, dan pariwisata karena tak didukung sarana dan prasarana minimal. (3). Sarana perhubungan yang minus antardesa di kecamatan sehingga kesulitan angkutan hasil pertanian. (4). Masalah pendidikan yang terkesan diabaikan karena masih banyak sekolah kekurangan guru.
Temazaro yang juga salah satu praktisi jasa sumber daya manusia (SDM) sebagai seorang instruktur senior di Lembaga Pendidikan Pra Perguruan Tinggi Negeri (LPPTN) itu mengurai ketiga resep pembangunan Nias utara tersebut: Resep pembangunan di bidang investasi, merupakan langkah primer yang harus ditetapkan pihak Pemda (Pemkab) agar seluruh potensi daerah segera terkelola. Dia mencontohkan pelabuhan bebas di Lahewa bisa dikelola dan dikembangkan sebagai pusat bisnis maritim, baik sebagai pelabuhan bebas maupun sebagai dermaga industri antar pulau. Selain itu, jajak investasi di sektor maritim itu juga akan otomatis menunjang potensi lintas sektoral lainnya di bidang pariwisata (marine tourism), transit niaga umum (general trade), plus sebagai sarana transit bisnis perikanan untuk angkutan produk (fishery product) jangka menengah hingga jangka panjang).
Potensi daerah lainnya yang dominan dan populer di daerah ini adalah ikan-ikan laut yang sehari-hari dipasarkan, antara lain di Pasar Simpang Tiga Tuhemberua, Simpang Sawo, dan Pantai Lahewa sendiri. Beberapa mitra investor yang dipandu Tim Kerja Sama Dinas Pariwisata Sumut belum lama ini telah mencatat beberapa jenis ikan daerah ini sangat layak dikelola menjadi produk oleh-oleh dalam bentuk makanan kaleng (kemasan). Selain itu, produk perikanan di daerah ini juga merupakan salah satu komoditi unggulan daerah.
Resep ketiga untuk membangun daerah Nias Utara adalah agenda penetapan prioritas pembangunan daerah berdasarkan struktur kondisi dan urgensi masyarakat sekitarnya, Temazaro mencontohkan beberapa kawasan di Kecamatan Tuhemberua, misalnya desa Hiliduruwa, kini menjadi salah satu pilot proyek sektor pendidikan theologia oleh satu badan sosial internasional (Belgia). Sehingga, ilustrasinya, kawasan ini bisa dijadikan sebagai prioritas sektor pendidikan, seperti halnya Lahewa yang akan segera menjadi kota.
Prioritas pembangunan sektor transportasi misalnya harus dimulai atau ditetapkan pada kawasan limtas Afulu Alasannnya, daerah kecamatan itu hingga kini masih minus sarana transportasi standar dibanding daerah sekitarnya, termasuk dibanding daerah se-kepulauan (eks kabupaten Nias) dulunya. Afulu hingga kini masih terbilang terisolir sehingga sektor transportasi dan lintas infrstruktur harus menjadi prioritas, baik atas dukungan dana APBD Nias Utara sendiri, APBD Propinsi, bahkan APBN. Soalnya, Lintas Afulu sejak dulu terintegral sebagai infrastruktur yang menjadi tanggung jawab lintas departemen.
“Dengan penetapan ketiga prioritas dengan resep pemacu dan pemicu itu, Nias diprediksikan akan terbangun lebih cepat dari tenggang perkiraan sebelumnya. Sehingga, kelak tidak terdengar lagi istilah atau cap bahwa di Nias Utara ini masih ada SD yang gugunya 2 orang, tak terdengar lagi proyek irigasi fiktif karena sungai atau saluran airnya berada di bawah sawah, tak lagi terdengar rakyat harus melintasi dua kabupaten lain kalu mau ke ibu kota kabupaten sendiri, dsb..papar Yos Lase dan Temazaro Zega, prihatin.(M9/C)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar